CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Friday, January 30, 2009

Antioksidan atau Pengawet??


Sering kali kita mendengar kata antioksidan. Yang ada pada pikiran kita, antioksidan baik bagi tubuh kita. Setiap ada makanan yang bertuliskan “mengandung antioksidan”, konsumen cenderung berpikiran makanan tersebut baik untuk tubuh kita. But, be careful…antioksidan belum tentu semuanya baik. Ask why??
Secara umum, antioksidan merupakan inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil. Namun, jika dikaitkan dengan penyakit, antioksidan didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif. Penggolongan antioksidan ini dapat dibedakan menjadi antioksidan enzim maupun vitamin. Antioksidan enzim contohnya superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx), sedangkan antioksidan vitamin contohnya adalah yang sering kita kenal dari sumber berupa sayuran dan buah seperti vitamin A, vitamin C, dan beta karoten. Pengertian inilah yang sering kita pegang dalam mengkonsumsi atau akan membeli suatu produk. Padahal selain pengertian di atas, antioksidan juga memiliki pengertian lain.

Jika dilihat dari segi orang “medis” atau kesehatan antioksidan merupakan senyawa pelindung sel dari efek berbahaya radikal bebas, lain halnya dengan para praktisi ilmu teknologi pangan yang mendefinisikan antioksidan merupanan senyawa yang dapat memperlambat oksidasi dalam bahan / produk atau dapat dikatakan dengan istilah awamnya “pengawet”. Antioksidan dengan definisi ini digolongkan menjadi antioksidan alami dan sintetik. Antioksidan alami / alam contohnya adalah turunan fenol, koumarin, hidroksi sinamat, tokoferol, dll. Sedangkan antioksidan sintetik contohnya adalah butyl hidroksianisol (BHA), askorbil palmitat, askorbil stearat, dll. Penggunaan antioksidan biasanya digunakan pada bahan makanan yang mengandung lemak untuk mengurangi ketengikan oksidatif. Saat ini telah banyak pula produk-produk seperti makanan ringan yang menngandung antioksidan yang dapat kita definisikan sebagai pengawet. Karena pengawet ini biasanya bersifat sintetik, maka perlu kehati-hatian dalam mengkonsumsinya. Oleh karena itu, hendaknya kita teliti sebelum membeli. Apakah antioksidan yang tertera di daftar komposisi merupakan antioksidan yang kita harapkan efeknya bagi tubuh atau tidak. Jangan-jangan maksud hati ingin membeli produk yang mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh, eh..malah membeli antioksidan yang hakikatnya adalah pengawet si produk. Jika yang diharapkan adalah antioksidan yang merupakan senyawa pelindung sel dari efek radikal bebas, sumber-sumber paling baik adalah dari sayur dan buah.

Referensi :
Cahyadi, Wisnu. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:Bumi Aksara
Artikel "Antioksidan dan Radikal Bebas" oleh Dina Sofia yang diakses dari www.chem-is-try.org

1 comments:

nadiagani said...

Yoi boss!!!
Bagus,,bagus bos infonya..