CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Saturday, March 7, 2009

Tipe-Tipe Menu Sarapan Anak Kos


Mahasiswa sebagai komunitas terbanyak yang menempati kos biasanya memiliki pola makan yang kurang baik. Kebanyakan prinsipnya “Asal lapar baru makan, dan jika malas, tidak makan pun tak apa” sehingga jarang sekali anak kos sarapan. Kalaupun sarapan,, biasanya yang dimaksud mungkin “brunch” dalam istilah baratnya. Yaitu makan sekitar jam 10an pagi,, mau dikatakan sarapan..ya sudah lewat, tetapi dikatakan makan siang…o..o..belum waktunya. Sebenarnya hal ini nggak seratus persen buruk. Usaha untuk makan pada jam yang telah disebutkan tadi patut diacungi jempol karena lebih baik makan daripada tidak bukan? Namun, sarapan (yang dimaksud adalah sekitar jam 6-8 pagi) itu penting lho. Sebab, sarapan mampu memberikan 1/3 energi dari total energi yang kita butuhkan untuk beraktivitas dalam sehari. Lalu, kenapa nggak sarapan?
“Mana sempat,,, keburu telat” itu respon sebagian orang yang agaknya gemar bangun pagi cenderung kesiangan ..hehehe
“Belum ada yang jualan makanan tuh…” ini respon anak kos yang putus asa (^^ peace)
“Males ah…mendingan nyantai dulu di kos sebelum berangkat” ini respon anak kos yang yah,,, bisa didefinisikan sendiri
(aku termasuk yg mana ya?!)
Ya, apapun respon dan alasannya, sebenarnya solusi pasti ada. Sarapan bukan hanya nasi sayur lengkap dengan lauk pauknya kan?? Berikut alternatif menu sarapan untuk anak kos :

1.Hidangan lengkap nasi-sayur-dan lauk pauknya. Sarapan ini, tipe Indonesia banget. Kebanyakan orang jika ditanya sudah sarapan atau belum, pasti akan menjawab “belum” jika sarapannya bukan dalam bentuk nasi. Padahal sudah makan segelas susu plus roti,, wah…wah..
Menu sarapan jenis ini memang cocok buat orang Indonesia karena kita terbiasa mendefinisikan “makan” sebagai makan besar lengkap dengan nasi-sayur-lauk pauk. Namun, sebenarnya sarapan nggak harus nasi lengkap dengan sayur dan lauk-pauk. Alternatif lain bisa dilihat di poin selanjutnya.
Nasi-sayur lengkap dengan lauk pauknya bisa didapatkan juga di pagi hari. Yang paling banyak dijual di sekitar kos biasanya nasi pecel

2.Bubur kacang ijo atau Bubur ayam --> ini bisa dijadikan alternatif kedua. Kan banyak tuh warung jualan burjo dan buryam 24 jam

3.Roti tawar plus Susu --> kalau alasan nggak sarapan karena nggak ada yang jualan baik nasi pecel, burjo, buryam,, ini bisa jadi alternatif baik. Tinggal beli roti dan susunya di supermarket semalam sebelumnya. Atau buat persediaan di kos lah

4.Oat dan sereal --> ini juga menu yang baik untuk sarapan (yang memang bergaya barat). Tapi kandungan oat itu sendiri baik untuk jantung dan baik bagi yang kadar kolesterolnya tinggi, karena oat disinyalir dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Baik oat maupun sereal sama-sama tinggi karbohidrat jadi jangan khawatir kalau takut cepat lapar. Keduanya dapat dibeli di supermarket

5.Mie Instan --> wah,, ini kayaknya merupakan andalan anak kos. Tapi alasan kenapa aku menaruh mie instan di poin terakhir,, adalah jika benar-benar sangat amat sekali tidak ada alternatif di atas,, ya,,,silakan. Sebab, bumbu mie instan banyak mengandung MSG. Padahal MSG itu sangat kontroversial mengenai efeknya. Pendapat yang paling umum, MSG bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan resiko kanker). Namun, bukti klinisnya masih diteliti. Biar ada variasi zat gizi, lebih baik kalau ingin buat mie instan, lengkapilah dengan sayur dan telur..

Tipe menu di atas bukan berarti semuanya ideal untuk sarapan. Sebab, belum semua zat gizi tersedia. Kan idealnya dalam menu makanan kita harus berprinsip “menu seimbang”. Jadi harus ada variasi zat gizi di dalamnya. Namun, dalam menu sarapan khususnya sarapan ala anak kos, poin 2-5 sudah lumayan cukup baik. So, nggak ada alasan buat tidak sarapan esok hari, bukan? Happy breakfast!!

Read More......

Friday, March 6, 2009

Tak Cukup Hanya Olah Otak...

Entah minggu yang lalu atau beberapa hari kemarin ada berita gempar dari NTU. Saya nggak ingin menceritakan gimana-gimananya. Intinya yang membuat saya tertarik adalah perkataan Dr.Arif Rahman, pakar pendidikan, yang memberikan komentar terkait kasus mahasiswa NTU dari Indonesia yang tewas. Entah perkataannya ada hubungannya atau tidak, yang jelas menurut saya menarik. Kata Beliau, "Sekolah dan menuntut ilmu itu tidak hanya butuh olah otak. Namun juga olah hati, olah rasa,...agar seimbang" kurang lebih inti perkataan beliau demikian. Intinya beberapa hari setelah mendengar itu, kata-kata tadi selalu terngiang-ngiang. Pada akhirnya, kata itu memang menjadi "penghibur" tersendiri di saat tugas-tugas yang makin hari nggak berkurang, justru malah bertambah. Itupun masih ada embel-embel jadwal praktikum yang mendadak,, dan dengan seenaknya mendadak harus buat laporan awal. Hanya bisa sabar...sabar...
Masalah deadline yang sempit bagiku tidak begitu masalah. Yang bermasalah : jika memang benar-benar mepet deadline tugas dengan waktu penugasannya,, ya...jangan tahu-tahu buat jadwal susulan yang mendadak. Itupun tidak ada toleransi. Istilahnya jangan 'maksa'...(ya semoga nanti ada toleransi..)
Benar..benar...mencari ilmu, kuliah memang tidak cukup hanya dengan olah otak. harus mampu olah hati, olah rasa. Kenapa saya bisa posting berkeluh kesah begini,, sebab,, ini bukan yang pertama kalinya kejadian..melainkan untuk kesekian kali...

Terungkap sudah hikmah sabar. Bahwa sabar itu memang tidak ada batasnya ^^.. semangat bersabar, Teman...

Read More......